TEKNIK MEMPERBESAR DEBIT AIR PADA POMPA HIDRAM
Kami dari kelompok ternak sapi Bina Karya Banjar Wanayu, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan Bali, baru -baru ini mendapat bantuan pengadaan air bersih untuk ternak kami, dalam hal ini kami dibantu Rp. 50.000.000 oleh Dinas Peternakan. Mengingat dana yang sangat terbatas maka kami sepakat memakai pompa hidram yang merupakan teknologi tepat guna yang sederhana dan mudah dikerjakan dan tidak memerlukan energi listrik serta tidak memerlukan BBM( bahan bakar minyak ).
Di sini saya tidak akan menguraikan cara kerja pompa hidram secara rinci, karena hal tersebut sudah banyak dibahas oleh rekan - rekan lainnya, tinggal googling di internet saja.
Adapun kondisi lokasi pompa hidram kami tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketinggian sungai dengan bak penampung adalah 125 meter. Jarak antara sungai ( tempat pompa ) dengan bak penampung adalah 1.030 meter. Mengingat kondisi tersebut maka kami pesimis air akan dapat dialirkan dengan menggunakan pompa hidram, karena di desa kami belum ada yang pernah menggunakan. Namun setelah pompa dioperasikan ternyata pompa bisa bekerja dengan baik dan dengan menghasilkan debit air sebanyak 6 m3 selama 24 jam (sudah maksimal). Dengan debit air sebesar itu tentu kami masih kekurangan air karena jumlah pemanfaatnya adalah sebanyak 40 orang. Jalan keluarnya yang memungkinkan adalah dengan penambahan pompa lagi satu unit, tentunya harus ada tambahan swadaya dana dari anggota.
Selama 1 bulan pertama pengoperasian pompa hidram tersebut banyak sekali masalah dan kerusakan yang timbul karena beban pompa terlalu berat. Adapun masalah yang timbul antara lain: pipa besi yang menuju pompa pecah, karena kami menggunakan pipa besi yang tipis. Kemudian kami ganti dengan pipa besi yang tebal. Pipa penyalur dari pompa ke bak penampung selalu bergerak ketika pompa bekerja, padahal pipa tersebut sudah kami tanam dan ditimbun dengan tanah, akibat gerakan dan bergesek dengan bebatuan dalam tanah mengakibatkan pipa sering pecah dan bocor. Saya yang ditugaskan mengoperasikan pompa tersebut hampir setiap hari mondar mandir ke sungai memperbaiki kerusakan pompa tersebut. Paling lama hidup 3 hari lalu mati lagi, dengan kerusakan yang berbeda tiap harinya, mulai dari saringan di sungai mampet karena sampah, karet katup pembuangan yang robek dan yang paling sering adalah kebocoran pada pipa penyalur.
Dengan semangat pantang menyerah dan dengan kata kunci “ Harus Berhasil “ serta dengan alunan lagunya Bang Haji Rhoma Irama “ Perjuangan Dan Doa “ maka saya punya ide yang mungkin bisa mengurangi gangguan yang sering muncul. Ide tersebut didasarkan atas gangguan yang paling sering terjadi adalah kebocoran pipa penyalur , yang diakibatkan oleh pergesekan pipa di dalam tanah yang diakibatkan oleh beban air yang dinaikkan terlalu tinggi, dimana pompa secara langsung memompa air setinggi 125 meter dan sepanjang 1030 meter, logikanya adalah beban pompa harus dikurangi .
Setelah membeli beberapa accessories pipa di toko bangunan maka kemudian saya merakit satu unit peralatan yang saya beri nama sesuai dengan fungsinya yaitu “katup pembagi tekanan”yang menurut pendapat saya akan dapat mengurangi beban pompa. Setelah selesai merakit kemudian saya pasang di pertengahan ketinggian pemompaan air tersebut dengan rasa penasaran dan tidak sabar menunggu hasilnya. Setengah jam setelah pemasangan sambil menunggu lemnya kering, pompa saya hidupkan dan pompa berjalan normal sama seperti semula namun ada perbedaan pada pipa penyalur yang biasanya bergetar (tanaman di sekitar pipa ikut bergetar) tapi sekarang sama sekali tidak ada getaran. Saya menjadi ragu apakah air di dalam pipa penyalur sudah mengalir. Kemudian saya bergegas naik menuju bak penampung, dan dari samping bak sudah terdengar gemericik air di dalam bak. Saya naik tangga bak penampung yang berkapasitas 12 m3 tersebut dan membuka tutup manholenya dan ternyata memang air sudah mengalir. Kemudian saya ambil botol air mineral 600 ml yang ada di atas bak yang selama ini saya gunakan untuk mengukur debit air. Saya tampung air yang keluar dengan botol tersebut di tangan kanan, sementara tangan kiri memegang hanphone yang ada fitur stopwatchnya, hasilnya setelah saya coba beberapa kali dan rata - rata botol penuh dalam 5 detik, yang berarti dalam 24 jam akan menghasilkan 10,368 m3 air, yang dulunya sekitar 6 m3. Hasil ini masih bisa ditingkatkan dengan menambah pemberat pada katup pembuangan pompa atau dengan memperpanjang as katup pembuangan.
Dengan peralatan yang saya buat tersebut ternyata sudah mampu menaikkan debit air dan yang lebih penting lagi kerusakan karena kebocoran pipa tidak pernah terjadi lagi, dan juga belum mendesak untuk menggunakan 2 pompa. Sampai saat tulisan ini saya buat sudah berjalan 8 bulan dan pompa bisa hidup selama 1 bulan lebih dan apabila pompa mati sekarang lebih banyak diakibatkan oleh karena karet katup yang robek karena kerja pompa, itu hal yang biasa dan umum terjadi pada pompa hidram. Saya tinggal menggantinya dengan karet katup yang sudah saya sediakan sebelumnya. Adapun karet katup ini saya buat dengan memakai ban luar mobil yang sudah tidak dipakai (di tempat saya ban bekas tidak usah beli).
Adapun cara kerja dari katup pembagi tekanan tersebut adalah sebagai berikut. Pada kondisi sebelum dipasang katup pembagi tekanan pompa akan langsung mendorong air sepanjang 1.030 m dan setinggi 125 m ke atas menuju bak penampung. Dengan adanya katup pembagi tekanan maka pompa cukup memompa sampai pada katup tersebut. Katup akan menahan air dibarengi dengan udara yang ada dalam tabung katup akan memompa air menuju bak. Jadi volume air yang menekan pompa menjadi berkurang yang berarti beban pompa juga lebih ringan. Atau bisa juga diartikan air dipompa secara estafet, pertama dipompa oleh pompa hidram dan dilanjutkan oleh katup pembagi tekanan sampai di bak penampung.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut
1. outlet
2. Redoser
3. Tabung Udara
4. Tee
5. Sock Drat Luar
6. Watermur
7. Inlet
8. Katup
9. Sock Drat Dalam
1. Plat plastik dari bekas kotak radio
2. Karet dari sepatu kebun bekas
3. Baut
Demikian uraian singkat saya mengenai cara mengurangi beban pompa hidram dan sekaligus meningkatkan debit air pompa. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. Saran dan kritik yang membangun tentu saya harapkan dari rekan rekan yang lebih berpengalaman.
no contactnya berapa pak?
ReplyDeletesaya mau tanya banyak hal tentang hidram
nomor saya yang bisa dihubungi:
Delete085738720736
085238309457
nomor saya yang bisa dihubungi:
Delete085738720736
085238309457
mau tanya pak, sy sedang mengusahakan naikkan air dgn 5 pompa hydram dgn out put 1,5 inch,jarak 1000 m, ketinggian sekitar 135 m, belum menggunakan katup pembagi tekanan, air sdh keluar pada jarak 700 m, kendala mesin hydram sering mati..mohon solusi, terima kasih atas bantunnya.!
Deletehal2 yng dapat mengakibatkan pompa sering mati adalah : debit air yang masuk ke pompa kurang (tdk boleh ada udara masuk ke pipa penghantar), klep hisap bocor, pipa penghantar bocor, pemberat klep buang kurang, posisi naik turun klep buang harus betul2 tegak lurus / tdk boleh miring
Deletepipa penghantar adalah pipa yng masuk ke pompa, bila bocor sedikit saja maka mengakibatkan udara akan masuk ke dalam pompa. ditandai dengan suara pompa yang berubah semakin keras setelah beberapa saat lalu mati.
bagus sekali idenya mas ......
ReplyDeleteSaya sedang tertarik dengan pompa hidram karena barusan ada ulasan di Tasik tentang pompa hidram, tapi sayang pengetahuannya tidak disharing.. trima kasih pak Wahyudiono, Aminuddin
ReplyDeletegan, dari yang bsia saya tarik kesimpulan dari tulisannya, berarti dengan adanya katup pembagi dapat memperingan kerja pompa sekaligus meningkatkan debit air ya? seandainya saya pakai pompa air listrik, apa bisa ditingkatkan debit airnya dengan pake katup pembagi itu?
ReplyDeleterobby
saya belum pernah mencoba untuk pompa listrik
ReplyDeleteGan, klo pakai mesin pompa listrik, di katup pembagi tekanannya apakah masih perlu tabung udara? Atau cukup menggunakan check valve satu arah?
DeleteRencananya mau menambah kekuatan mesin pompa yang cuma memiliki total head 30an meter menjadi lebih panjang.
Kalau boleh ikut share... Hal ini berlaku juga untuk Pompa listrik kok... Sebagai contoh, pompa air di rumah kita, umumnya dipasang klep gantung (Check valve satu arah).
ReplyDeleteCobalah bereksperimen dengan melepas klep gantung pada pipa suction, maka akan diperoleh bahwa kalau klep gantung dilepas maka debit pompa akan menurun.. padahal dalam teori dianggap bahwa pemasangan klep itu menimbulkan loses dinamis.. Sebenarnya tidak ada kontradiksi antara teori dan praktek, hanya saja asumsinya kurang lengkap saja...
Ide Katup pembagi tekanan, kenapa hal itu bisa menaikkan debit,,, hal ini disebabkan oleh kerja pompa hidram itu flutuasi diskontinu (terputus putus)... saat katup buang pompa kehilangan tenaga dorong, saat katup tertutup, maka sesaat pompa menekan (bekerja)...
Saat pompa tidak menekan, maka tekanan balik dari air yang ada di di dalam pipa sisi discharge akan menekan balik ke pompa.. inilah yang menjadi losses terbesar... saat dipasang katup pembagi satu arah (Check valve), maka yang akan menekan balik ke katup masuk pompa saat pompa sedang tidak bekerja (kehilangan tenaga), hanya sepanjang pipa dari katup pembagi tekanan sampai ke katup discharge pompa saja, sedangkan berat air yang ada di dalam pipa sepanjang dari katup pembagi tekanan sampai ke discharge bak penampungan sudah diambil alih (ditahan oleh) check valve di katup pembagi sehingga tidak membebani pompa pada saat tidak memiliki tekanan.
Saran saya adalah :
1. penambahan satu atau dua katup pembagi tekanan tambahan akan menaikkan debit pompa tersebut menjadi lebih maksimal (tidak perlu terlalu banyak, karena bisa merepotkan saat operasi). kalau bisa sebaiknya ditambahkan jalur bypass yang dilengkapi dengan keran, hal ini bermanfaat untuk membuang kolom udara pada saat pompa terlalu lama tidak beroperasi. Saat operasi kerjan bypass ini dalam posisi tertutup/close.
2. Bahan pipa bisa dibuat variatif agar ekonomis, untuk di level terbawah sampai dengan katup pembagi tekanan pertama sebaiknya menggunakan bahan pipa / selang dengan kualitas terbaik, pipa atau selang dari Katup pembagi pertama ke katup pembagi kedua dapat menggunakan bahan yang lebih murah dst, makit keatas makin murah kualitasnya karena tekanan kerjanya juga makin mengecil.
Sebaiknya menggunakan bahan selang dengan kualitas yang baik tidak mudah terlipat, daripada menggunakan pipa, karena selang lebih fleksibel.. tapi faktor harga perlu dipertimbangkan.
3. Sebenarnya penambahan pemberat pada katup bukan bermaksud menaikkan debit, tetapi lebih kepada menaikkan tekanan kerja pada pompa hidram, namun kondisi ini ada titik optimumnya.. dimana kalau terus ditambah maka akan menyebabkan debit pompa justru mengecil..
Demikian saran saya hanya bermaksud menambah informasi yang mudah mudahan berguna... bila ada hal hal yang kurang berkenan mohon dimaafkan..
salut untuk share Bapak Wahyudino.. terima kasih
2.
Saya yakin dengan penambahan
Terimakasih banyak atas masukannya, semoga bermanfaat bagi rekan yang lain. Marilah kita semua menjadikan "KENDALA / MASALAH" sbg suatu tantangan yg harus dihadapi dan membuat kita lebih kreatif dan bukan sebaliknya yg menganggap " MASALAH / KENDALA" sebagai penghambat atau jalan buntu yg membuat kita menyerah pada keadaan.
Deletesiang mas.... kira2 apa perbedaan antara katup pembagi tekanan bapak dengan klep balik yang sudah di jual di pasaran... trims
ReplyDeleteYg di pasaran saya belum pernah lihat, mungkin sama tergantung tujuan kita menggunakannya, yang dipasaran mungkin tidak ada tabung udaranya, kita bisa tambahkan dg bahan pipa atau lainnya, karena faktor utamanya adalah klep yg akan menahan air dan udara yg akan memompa air.
Deletesiang pak..
ReplyDeletesaya mau bertanya pak ttg pompa hidram ini,.
untuk tabung udara nya, bpk memakai brapa inch pak?
semakin besar tabung yang digunakan akan semakin baik, saya sendiri menggunakan tabung 3"
DeleteSlmt malam pa wahyu.
ReplyDeleteSaya oim dari bogor.Mohon bantuan gambar pompa hidram yang pak Wahyu gunakan serta keterangan ukurannya.Saya ada niat bikin MCK umum di wilayah saya di Kp.baru Sukamakmur kec.Ciomas Bogor Jawa Barat.
Terima kasih atas bantuannya.
Slmt malam pa wahyu.
ReplyDeleteSaya oim dari bogor.Mohon bantuan gambar pompa hidram yang pak Wahyu gunakan serta keterangan ukurannya.Saya ada niat bikin MCK umum di wilayah saya di Kp.baru Sukamakmur kec.Ciomas Bogor Jawa Barat.
Terima kasih atas bantuannya.
mau tanya, bagaimana caranya agar air yang keluar dari klep pembuang pada pompa hydram tidak terbuang sia2?
ReplyDeleteair yang terbuang bisa digunakan untuk menghidupkan pompa yang lain yang letaknya lebih rendah. saya sendiri tidak/belum memanfaatkan kembali air buangan tersebut
DeletePertanyaan ini juga ada dalam pikiran saya, beberapa sumber yang saya temui meneliti efisiensi pompa hidram, dengan pompa yang mereka kembangkan hasilnya paling tinggi sekitar 20% saja (80% air tidak dapat dipindahkan dalam satu siklus pemompaan).
DeleteHidram menggunakan prinsip kerja palu air memanfaatkan energi potensial air sebagai pendorong, dan klep buang sebagai alat pemicu daya tekan balik.
Penemuan Bli Ketut Budina adalah satu-satunya kemajuan dari riset hidram yang saya temui sampai saat ini, khususnya dalam meningkatkan kinerja pompa hidram. Salut bli..saya bookmark link ini di browser saya.
Penemuan alat ini didasarkan atas : keputusasaan saya dimana hampir setiap hari ada saja pipa pecah, rasa tanggung jawab terhadap ketersediaan air bagi para anggota, ikut menjaga nama baik bagi pemberi bantuan sehingga bantuan tidak terbengkalai, merasa tertantang oleh sindiran beberapa orang yng mulai pesimis. Ternyata masalah yng timbul dapat membuat kita lebih kreatif dan tentu didukung oleh ketepatan kita dalam mendiagnosa permasalahan. Saya bekerja sesuai dgn logika dan ilmiah, pasrah pada nasib dan hal2 yng berbau mistik berusaha saya hindari, walaupun cerita2 tentang keangkeran tempat pompa banyak saya dengar, sendirian di tengah hutan kadang2 sampai hampir gelap tidak menyurutkan niat saya mencari solusi permasalahan pompa yng saya hadapi dgn tetap memohon kepada Tuhan agar diberi keselamatan dan kejernihan pikiran.
DeleteNB : alat ini akan efektif bila pada kondisi yng ekstrim, pada kondisi yng tdk terlalu berat alat ini tdk perlu digunakan. Semoga bermanfaat
gimana caranyA untuk perhitungan atau perbandingan besar pipa inlet dengan pompanya sendiri
ReplyDeleteDari yang pernah saya baca, ukuran pipa inlet adalah setengah dari besar pompa. misalnya pompa ukuran 4 dim maka inletnya ukuran 2 dim
Deleteketinggian input pompa berapa pak, kalau boleh tau he he
ReplyDeletekarena ketinggian vertikal untuk daya angkat air sangat tinggi (125 meter) maka ketinggian input pompa saya gunakan 9 meter
DeleteDear p' ketut
ReplyDeletebisa sharing photonya medanya p' saya ada rencana mau buat untuk desa saya yang ketinggian kurang lebih sama.
Selamat malam Mas, maaf mau tanya jika ketinggian sumber air ke pompa elevasinya rata ( tidak ada perbedaan elevasi) apakah pompa bisa berfungsi atau memompa air sampai setinggi 125 meter..?
ReplyDeletepompa hidram akan bisa bekerja jika ada beda tinggi, kalau rata maka tidak akan bisa memompa
DeleteKalo menurut bapak kalau memakai busa atau sponge di pertengahan pipa disebelah katup tidak usah pake tabung udara apakah bisa sebagai pengurang beban...
ReplyDeleteharus ada udara untuk memompa air, bila tidak memakai tabung maka cari jalur pipa pada pertengahan ketinggian yng di dalam pipanya kemungkinan ada udara.
DeleteMohon izin pak wahyudino (bli ketut budina) untuk download/save page...terus berkreasi dan berinovasi...bravo bli...Tuhan Yang Maha Esa membalas ilmu yg bli share...Aamiin..
ReplyDeletesemoga bermanfaat dan bisa saling berbagi pengalaman
DeleteSalam Pak Ketut, mau tanya apabilan bak supply di perbesar dgn daya tampung bak 5000 liter, dan ketinggian elevasi 2 meter. dimensi pipa
ReplyDeletesupply 3", pipa output 3/4''. apakah mampu memompa hingga ketinggian 60 s/d 70 meter???
yang paling menentukan daya angkat adalah ketinggian elevasi, bila elevasi 2 meter maka daya angkat maksimum 40 meter (20x elevasi), bak supply dan pipa tidak menentukan daya angkat,
Deleteapa perbedaan memakai satu katup buang dan satu tabung dgn dua katup buang dan satu tabung. apakah dgn 2 katup buang bisa menaikkan daya pompa utk menambah debit air yg di keluarkan.
ReplyDeleteUntuk tabung udara pada katup pembagi tekanan , apa masih dikasih katup lagi?? Kan itu di tee berarti tabungnya kemasukan air semua??
ReplyDeleteNambah ilmu nih
ReplyDeleteUkuran pipa output dan besarnya bak penerjun jelas menambah daya dorong bro ...
ReplyDelete
ReplyDelete2 katup buang 1 tabung atau 1 katup buang 2 tabung tak ada gunanya air naik sama kecuali pipa terjun besar dan pompa besar serta mata aie besar bisa pakai paralel system.
One way valve akan lebih baik dipasang di output dekat tabung pompa bukan di tengah jalan krn hanya dekat tabung pompa output airnya putus putus tp ditengan jalan menanjak airnya tidak putus putus lagi. jadi valve tak berguna kalau ditengah jalan.sy sdh coba semua hal tentang hidram. Naik 300 meter dg jalak 2000 meter itu hal biasa asal elevasi penerjun antara 8-12 meter .pipa terjun 30 meter
ReplyDeleteThanks sahring ilmunya.
ReplyDeleteMat siang. Mhn info, apakah ada pompa hidram siap pakai yg dijual? kalau ada, mhn alamat dan no HP yg bisa dihubungi. TK
ReplyDeleteSangat kreatif pak...
ReplyDeleteSaya syalut..👍👍👍
Salom pak saya adi dari jember.saya yobak buat pompa hidram ukuran 3 dim pompa bekerja dgn baik tapi 3hari kemudian air semakin lama semakin kecil dan tidak mengalit ternyata di pipa udara banyak air yg masuk sehingga dak ada rongga udara dan kelep fak bisa bekerja dengan baik. Bagai mana cara agar tabung udara tidak penuh air . Apa harus dineri lubang pernafasan .trimakasih sebelumnya.
ReplyDeleteHarus dibuatkan lubang pernapasan agar stok udara dalam tabung selalu ada
DeleteMaksutnya airnya semakin kecil
ReplyDeleteDan tabung udara penuh air
ReplyDeleteDibuatkan lubang pernapasan lk 1mm
ReplyDelete